Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Terpilih sebagai Winner Duta Baca Perpustakaan UIN Madura 2025
- Diposting Oleh Admin Web Prodi KPI
- Kamis, 25 September 2025
- Dilihat 5 Kali
Pamekasan — Perpustakaan Universitas Islam Negeri Madura menyelenggarakan pemilihan Duta Baca Perpustakaan UIN Madura 2025 sebagai rangkaian kegiatan Pekan Kunjung Perpustakaan 2025. Acara ini digelar di lobi Perpustakaan pada Rabu, 24 September 2025, dengan tujuan memperkuat hubungan antara perpustakaan dan pemustaka sekaligus menumbuhkan budaya literasi di lingkungan kampus.
Dalam kegiatan pemilihan tersebut, Ana Sofiyatul Maulinda, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, berhasil terpilih sebagai Winner Duta Baca Perpustakaan UIN Madura 2025 setelah melalui serangkaian proses seleksi yang ketat dan kompetitif.
Informasi mengenai ajang Duta Baca pertama kali Ana peroleh melalui akun Instagram resmi UIN Madura. Setelah membaca pengumuman dan syarat pendaftaran, Ana langsung mengecek detail persyaratan serta tautan pendaftarannya. Ia kemudian memutuskan untuk mendaftar dengan motivasi kuat untuk mengembangkan budaya literasi, khususnya di kalangan mahasiswa yang menurutnya saat ini cenderung jarang membaca buku.
Kecintaannya terhadap literasi sudah dimulai sejak sekolah dasar, ketika ia aktif mengoleksi buku dan terus membaca sampai akhirnya berhasil menerbitkan sebuah buku saat duduk di bangku kelas XII SMA. Hal ini menjadi salah satu landasan kuat bagi keputusannya untuk berpartisipasi dalam ajang Duta Baca.
Pendaftarannya bukan sekadar mengisi formulir. Ana menyusun CV berisi prestasi dan pengalaman, membuat resensi buku lebih dari 1.500 kata, serta menyiapkan video ajakan literasi bertema “literasi adalah kebutuhan, bukan kewajiban”. Ia juga mempersiapkan visi dan misi serta kemampuan public speaking untuk menghadapi sesi wawancara dalam seleksi nanti.
Pada tahap wawancara, Ana tampil dengan penampilan terbaik sebagai representasi dirinya sebagai calon Duta Baca. Penilaian mencakup beberapa aspek penting, seperti wawasan literasi dan kepustakaan, penampilan positif, kemampuan public speaking, inovasi kreatif untuk perpustakaan, serta prestasi akademik dan non-akademik yang dimiliki. Dewan juri yang menilai terdiri atas Duta Baca periode sebelumnya dan pustakawan perpustakaan.
Selama proses seleksi, Ana mengalami pengalaman yang berkesan, bertemu dengan peserta yang memiliki semangat literasi yang sejalan dengannya dan saling berbagi rekomendasi bacaan. Keputusan juri tidak mudah karena semua peserta menunjukkan komitmen tinggi dalam dunia literasi.
Ketika pengumuman dilakukan, hanya lima nama yang dipanggil untuk meraih penghargaan. Ana dengan rasa syukur mendalam menyadari posisi terakhir itu merupakan hasil dari kerja keras dan persiapan matang yang dijalankan.
Sebagai Winner Duta Baca, Ana menegaskan bahwa dalam perannya bukan sekadar membaca banyak buku, melainkan menumbuhkan budaya literasi melalui program dan inovasi yang menyenangkan serta inklusif. Ia bersama rekan-rekan Duta Baca lainnya telah menyiapkan sejumlah program yang bersifat edukatif namun tetap fun, dengan visi utama “menciptakan ruang baca yang nyaman dan inspiratif” bagi seluruh sivitas akademika. (adm)